Laporan
praktikum dasas-dasar agronomi
“penanganan
dan pematahan masa dorminasi”
MEGA
MUSTIKA
BP.
15252421029
Dosen
pembimbing:
Ir.
Hj. Nelson elita, mp.
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN
JURUSAN
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
TANJUNG
PATI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Benih
adalah bagian dari tanaman yang digunakan untuk memperbanyak atau
mengkembangbiakkan tanaman itu sendiri. Benih yang baik dapat
diperoleh dari biji yang baik, biji merupakan hasil dari penyerbukan
suatu tanaman berupa mahluk hidup yang melakukan pernapasan
(respirasi) dan mengeluarkan energi berupa panas. Energi yang
terbentuk selama pernapasan digunakan untuk perombakan dan penguraian
zat-zat kimia dalam biji. Di dalam biji terkandung zat kimia seperti
karbohidrat (amilosa dan amilopektis) yang merupakan bagian terbesar
dari biji, namun lain halnya pada jeruk (Ricinus comunis) yang tidak
mengandung karbohidrat tetapi hanya lemak.
Dengan
menggunakan energi dan air zat kimia yang kompleks dalam biji diubah
menjadi zat kimia yang sederhana dan mudah larut dalam air, zat ini
dibawa ke bagian titik tumbuh biji (embrio).
Sampai
saat ini meskipun benih merupakan salah satu faktor yang dapat
memaksimumkan hasil produksi, masalah benih di Indonesia masih belum
mendapat perhatian yang cukup memadai dari kalangan ilmuan bidang
pertanian sehingga seringkali tanaman tidak mencapai hasil yang
maksimum. Saat ini benih hanya dianggap sebagai salah satu sarana
produksi dalam budidaya tanaman padahal petani sangat membutuhkan
benih yang bermutu dan hal ini bisa dijadikan peluang usaha bagi
ilmuan yang memfokuskan diri di bidang perbenihan karena saat ini
petani tidak hanya membutuhkan biji yang sekadar dapat hidup atau
tumbuh, tetapi sebagai tanaman embrional mini yang dapat
dipertanggung jawabkan mutu fisik dan fisiologisnya untuk tumbuh dan
berkembang secara maksimum. Dormansi yaitu biji yang tidak dapat
berkecambah walaupun keadaan lingkungan menguntungkan.
Pada
umumnya benih dapat berkecambah pada suhu 18-31 derajat celcius
karena persediaan air dalam biji cukup, biji mampu tumbuh tanpa
menyerap airdari luar terlebih dahulu, kemudian disemai tidak mampu
tubuh sempurna karena keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Keadaan
inilah yang menyebabkan embrio tumbuh dalam biji (internal sprouting)
atau biji tumbuh sewaktu dalam buah (papaya, melon, jeruk) , dalam
hal ini pematangan biji diambil dari hasil proses pematangan buah.
Oleh karena itu selain lingkungan diatas, tingkat ketuaan biji sangat
menentukan. Makin tua biji suatu tanaman akan makin cepat biji
tersebut berkecambah.
Dormansi
adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup
atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak
mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan
suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu
dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau
kimiawi.
-
Tujuan
Adapun
tujuan pelaksanaan praktikum adalah :
-
Mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang benih,
-
Mengetahui benih yang mengalami masa dormansi,
-
Dapat melakukan penanganan dan pematahan benih yang mengalami masa dormansi,
-
Melindungi biji dari serangan hama dan penyakit,
-
Melakukan pengamatan terhadap biji yang akan dijadikan sebagai benih,
-
Mendapatkan biji yang bermutu.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Dormansi
Dormansi
yaitu biji yang tidak bisa berkecambah walaupun keadaan lingkunggan
biji baik.Hal ini biasanya di sebabkan oleh adanya zat penghambat,
kulit biji keras,Embryo yang dorman ( dalam keadaan istirahat ).
Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis
ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih
tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat
disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis
dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut. .
Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan,
atau kimiawi
Benih
dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan.
Dormansi
pada benih dapat berlangsung beberapa hari, semusim bahkan sampai
beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dormansinya.
Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa
dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap
benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu
keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus
pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun
variasi-variasi yang kebetulan terjadi sehingga secara tidak langsung
benih dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam.
2.2
Benih Dormansi
Pada
melakukan dormansi kali ini, yang di ambil adalah benih mangga,
melinjo,kelapaa sawit, jeruk dan bawang merah.Untuk pemilihan bibit
nya biasanya di pilih buah yang sudah matang dan siap untuk di
jadikan sebagai bibit benih selanjutnya.sebelum dilakukan nya pematah
dormansi,biasanya kulit nya ataupun danging dari buah tersebut di
pisahkan dari biji tersebut dan di jemur beberapa hari sampai biji
tersebut kering.
2.3
Tipe-tipe Dormansi
2.3.1
Dormansi Fisik
Pada
tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap
perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi
penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis
tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah:
-
Impermeabilitas kulit biji terhadap air
Benih-benih
yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras contohnya
seperti pada famili Leguminoceae, Malvaceae, Solanaceae, disini
pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur terdiri
dari lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama
dipermukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin.
-
Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embri
Pada
tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam keadaan
dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi
pertumbuhan embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka embrio akan
tumbuh dengan segera
-
Adanya zat penghambat
Penghambat
perkecambahan terdapat dibeberapa tempat dalam buah atau biji. Zat
penghambat yang paling sering dijumpai ditemukan dalam daging buah.
Untuk itu benih tersebut harus diekstrasi dan dicuci untuk
menghilangkan zat-zat penghambat.
2.3.2
Dormasi fisiologis (embrio)
Pada
tipe dormasi ini penyebabnya ada dalam benih yang dibedakan atas :
-
Morfologi
Penyebabnya
adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang.
Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat
berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda
dari kurun waktu beberapa hari sampai beberapa tahun tergantung jenis
benih. Benih dengan embrio yang belum sempurna dijumpai contohnya
pada Aracaceae (palm). Pada benih-benih dengan tipe dormansi ini
karena embrionya belum sempurna, sehingga perkecambahannya perlu
ditunda, untuk itu benih-benih ini sebaiknya ditempatkan pada kondisi
temperatur dan kelembaban tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga
sampai embrio terbentuk sempurna.
-
Fisiologis(ketidakmasakanembrio)
Benih-benih
dengan tipe dormansi secara fisiologis belum masak, artinya belum
mampu membentuk zat yang diperlukan untuk perkecambahan. Benih-benih
ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperatur
embaban
tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk
sempurna dan dapat berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini
berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun
tergantung jenis benih.
Benih
yang mengalami dormansi ditandai oleh:
-
Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air
-
Proses respirasi tertekan / terhambat
-
Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan
-
Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.
Kondisi
dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika
masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih
tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat
disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis
dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.
2.4
Cara-Cara
Untuk Memecahkan Dormansi
2.4.1
Perlakuan
mekanis
-
Skirifikasi: mencakup cara-cara seperti mengikir atau menggosok kulit biji dengan kertas ampelas, melubangi kulit biji dengan pisau, perlakuan impaction (goncangan) untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Hal tersebut bertujuan untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air dan gas.
-
Tekanan: benih-benih dari jenis tanaman tertentu (swee clover dan alfalfa) diberi perlakuan tekanan.
2.4.2
Perlakuan kimia
Perlakuan
dengan menggunakan bahan kimia sering pula dilakukan untuk memecahkan
dormansi pada benih. Seperti contoh: asam sulfat dan asam nitrat
dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak
sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
2.4.3
Perlakuan perendaman dengan air
Beberapa
jenis benih terkadang diberi perlakuan perendaman di dalam air panas
atau di air dingin dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh
benih.
2.4.4
Perlakuan dengan cahaya
Cahaya
tidak hanya mempengaruhi persentase perkecambahan benih, tetapi juga
laju perkecambahan.Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah
cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.
BAB
IIi
Pelaksanaan
praktikum
Tanaman
yang akan dilakukan perbanyakan secara generatif dengan menggunakan
biji adalah mangga, jeruk, melinjo, kelapa sawit, dan bawang merah
dengan alat dan bahan antara lain :
3.1
Alat :
-
Seed bed
-
Pisau
-
Ember kecil
-
Kantong plastik
3.2
Bahan :
-
Mangga
-
Jeruk
-
Melinjo
-
Kelapa sawit
-
Bawang merah
-
H2SO4
-
ZPT IAA
-
Tanah dan pupuk kandang
3.3
Pelaksanaan
-
Pelaksanaan minggu I
-
Seleksi biji dan kupas kulit biji serta bersihkan umbi bawang merah
-
Simpan biji yang telah diseleksi selama 1 minggu
-
Amati selama penyimpanan biji dan umbi tersebut
-
Pelaksanaan minggu II
-
Persiapan alat dan bahan yang digunakan
-
Latihan pematahan masa dormansi dengan memberikan perlakuan sbb:
-
Merendam biji dengan menggunakan IAA selama 15 menit untuk biji mangga, jeruk, dan melinjo
-
Untuk kelapa sawit pematahan masa dormansi dilakukan dengan merendam biji kelapa sawit dengan larutan H2SO4 selama 30 menit.
-
Untuk bawang merah, biji tidak kita rendam secara keseluruhan, akan tetapi dengan memotong 1/3 bagian pada bagian atas kemudian dicelupkan pada cairan IAA.
-
Setelah dilakukan pematahan masa dormansi, biji dikecambahkan pada seedbad yang telah berisi media tanah dan pupuk kandang serta lakukan penyiraman yang bertujuan untuk menjaga kelembaban biji, selama biji dikecambahkan jangan sampai tergenang, karena akan membuat biji menjadi busuk.
-
Lakukan pengamatan pada biji yang dikecambahkan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
-
Hasil Praktikum
Tabel
1. Daya kecambah
|
No
|
Komoditi
|
Yang
Dikecambahkan
|
Yang
Tumbuh
|
Daya
Kecambah
|
|
1
|
Manga
|
2
|
1
|
|
|
2
|
Jeruk
|
20
|
-
|
|
|
3
|
Melinjo
|
20
|
-
|
|
|
4
|
Kelapa
Sawit
|
10
|
-
|
|
|
5
|
Bawang
Merah
|
16
|
13
|
|
Tabel
2. Tinggi tanaman
|
No
|
Nama
Komoditi
|
Tinggi
Tanaman ( cm )
|
|||
|
Sampel
I
|
Sampel
II
|
Sampel
III
|
Rata-rata
|
||
|
1
|
Sawit
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Melinjo
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
Bawang
Merah
|
23,2
|
23
|
25,5
|
23,9
|
|
4
|
Jeruk
|
-
|
-
|
-
|
6,4
|
|
5
|
Mangga
|
|
-
|
-
|
|
Tabel
3. Jumlah Daun
|
No
|
Nama
Komoditi
|
Jumlah
Daun ( helai )
|
|||
|
Sampel
I
|
Sampel
II
|
Sampel
III
|
Rata-rata
|
||
|
1
|
Sawit
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Melinjo
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
Bawang
Merah
|
15
|
11
|
13
|
13
|
|
4
|
Jeruk
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5
|
Mangga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
Pembahasan
Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan di laboratorium Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh, kami melakukan kegiatan praktik tersebut
telah sesuai dengan prosedur kerja dan pengarahan dari dosen
pembimbing, namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki kami hanya mendapatkan hasil sebagai berikut :
-
Kelapa sawit
-
Biji kelapa sawit yang digunakan sudah layak dijadikan benih, namun dari 10 biji kelapa sawit yang kami tanam tidak ada yang tumbuh. Hal ini disebabkan karena sawit ini butuh waktu yang cukup lama untuk berkecambah, sedangkan kami hanya menanam dalam beberapa minggu saja.
-
-
Melinjo
-
Dari 20 biji melinjo yang kami tanam tidak ada satupun yang tumbuh, hal ini mungkin disebabkan karena biji yang kami gunakan masih muda dan belum cukup matang untuk dijadikan bibit. Dan kemungkinan lain adalah dikarenakan kami melakukan kesalahan atau kurang teliti terhadap pengarahan yang diberikan oleh dosen atau juga mungkin karena dalam proses perendaman dengan larutan IAA kurang sempurna.
-
-
Bawang merah
-
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dari 16 buah bawang merah yang kami semai tumbuh sebanyak 13 buah. Bawang merah mempunyai tingkatan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lain, karena bawang merah memiliki air dan lapisan kulitnya sangat tipis, bawang merah bisa tumbuh dimana saja baik pada seedbad, polibag, maupun lapangan terbuka, dengan catatan kelembabannya tidak terlalu tinggi dan jangan sampai ada genangan air karena bawang merah sangat rentan dengan kelembaban yang tinggi yang bisa menyebabkan bawang merah menjadi busuk. Daya kecambah dari bawang merah yang kami semai adalah 81,25% .
-
-
Jeruk
-
Biji jeruk yang kami semai tidak ada satu pun yang tumbuh karena disebab kan oleh criteria biji jeruk yang kurang baik atau pematangan buah yang belum sempurna,sehingga biji yang digunakan masih muda, serta kurang telitinya dalam menyeleksi biji tersebut . kemungkinan kami melakukan kesalahan atau kurang teliti terhadap pengarahan yang diberikan oleh dosen.
-
-
Mangga
-
Biji mangga yang kami gunakan cukup baik dalam praktikum mempunyai daya kecambah 50% . Maka dari itu, walaupun mangga tersebut sudah diberi perangsang IAA tapi tetap saja tidak mampu untuk tumbuh dengan baik karena biji mangga yang digunakan masih ada yang muda dan mengecil saat dijemur, bahkan ada yang mengalami pembusukan. Hal inilah yang menyebabkan salah satu kegagalan dalam mengecambahkan biji mangga.
-
BAB
V
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pembahasan diatas adalah
bawang merah sangat mudah berkecambah dibandingkan dengan yang lain,
hal tersebut dikarenakan bawang merah memiliki kulit yang sangat
tipis. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa pematahan masa
dormansi tidak mudah, karena butuh ketelitian dan kehati-hatian untuk
mendapatkan hasil yang maksimum.
Dormansi
dan perkecambahan merupakan cara untuk memperbanyak tanaman. Dalam
proses perbanyakan tanaman akan berhasil jika melakukannya dengan
cara yang baik dan benar, disamping cara kita merawatnya faktor
iklim, pemilihan bibit, pemilihan media tanam juga mempengaruhi hasil
dari perbanyakan tanaman tersebut. Disamping itu perlukaan dan
perlakuan biji pada dormansi benih sangat mempengaruhi
perkecambahan.Serta diperlukan
ketelitian dan kehati-hatian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Elita,
N,. dkk. 2015. Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Dasar-Dasar
Agronomi. Payakumbuh.
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
http://mohfeb94.blogspot.com/2013/07/laporan-dormansi.html






Tidak ada komentar:
Posting Komentar