LAPORAN KULIAH LAPANG
DASAR-DASAR AGRONOMI
“PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF”
OLEH :
SILVIA DEWITA
Bp. 1311311016
JURUSAN :
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
TANJUNG PATI
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perbanyakan secara generatif dilakukan
dengan menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan
(serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik). Secara alami proses penyerbukan
terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun, saat ini penyerbukan sering
dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman untuk memperbanyak atau
menyilang tanaman dari beberapa varietas yang berbeda.
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan lagi.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam, dari ratusan atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang sifatnya sama, atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.
Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah. Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis atau duku yang berasal dari hasil perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah setelah 8-10 tahun setelah tanam.
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan lagi.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam, dari ratusan atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang sifatnya sama, atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.
Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah. Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis atau duku yang berasal dari hasil perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah setelah 8-10 tahun setelah tanam.
B.
TEORI
DASAR
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA GENERATIF
v
PENGERTIAN
Perbanyakan
tanaman secara generatif merupakan perbanyakan yang melalui proses perkawinan
antara dua tanaman induk yang terpilih melalui organ bunga pada salah satu
induk, kemudian terjadi penyerbukan dan menghasilkan buah dengan kandungan biji
di dalamnya. Biji ini dapat ditanam untuk menumbuhkan tanaman yang baru yang
memungkinkan terjadinya variasi karakter, mulai dari sistem perakaran, batang,
bunga dan daun yang tergantung dari indukan yang terpilih.
Proses yang terjadi ialah pada saat setelah terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuk sari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). Satu sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma. Penyatuan dua sel sperma dengan sel-sel yang berbeda dalam kantung embrio disebut pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah. Yang akan ditanam untuk menghasilkan tanaman baru tadi ialah dengan jalan menanam biji yang berada di dalam buah tersebut. Bisa tumbuh akibat proses alam, ataupun dengan bantuan manusia yang menanamnya.
Proses yang terjadi ialah pada saat setelah terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuk sari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). Satu sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma. Penyatuan dua sel sperma dengan sel-sel yang berbeda dalam kantung embrio disebut pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah. Yang akan ditanam untuk menghasilkan tanaman baru tadi ialah dengan jalan menanam biji yang berada di dalam buah tersebut. Bisa tumbuh akibat proses alam, ataupun dengan bantuan manusia yang menanamnya.
Budidaya
tanaman membutuhkan berbagai teknik untuk mengoptimalkan
produksi. Dari sisi tata bahasa, teknik adalah suatu
keterampilan khusus yang dibutuhkan agar dapat melakukan suatu kegiatan praktek
yang produktif (Oxford, 2003); pembenihan adalah rangkaian proses
budidaya tanaman untuk menghasilkan benih; sedangkan tanaman adalah
tumbuhan yang dibudidayakan. Oleh karena itu, teknik perbenihan
tanaman adalah suatu keterampilan khusus yang harus dikuasai seseorang agar
dapat memproduksi benih tanaman, baik benih vegetatif (bibit) maupun benih
generatif sehingga tanaman berproduksi secara optimal.
v
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN PERBANYAKAN SECARA GENERATIF
1. Kelebihan
Ø
Tanaman yang dihasilkan memiliki
perakaran yang kuat, karena tanaman yang dihasilkan dari biji memiliki akar
yang kuat, terutama tanaman keras.
Ø
Memiliki keragaman genetik yang
digunakan untuk pemuliaan tanaman.
Ø
Tahan penyakit yang disebabkan oleh
tanah.
Ø
Varietas-varietas baru dapat dengan
mudah diperoleh dengan jalan menyilangkan perkawinannya.
2. Kekurangan
Ø
Tanaman baru yang dihasilkan belum
tentu memiliki sifat yang bagus/unggul yang sama seperti induknya.
Ø
Varietas baru yang muncul belum
tentu baik.
Ø
Waktu berbuah lebih lama.
Ø
Kualitas tanaman baru akan diketahui
ketika tanaman telah berbuah.
C. PELAKSANAAN
Rangkaian teknik
perbanyakan generatif yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
a.
Pengunduhan Buah/Biji
Biji
yang sudah masak secara fisik dan fisiologis dipanen dengan dipetik untuk
diambil bijinya. Pada beberapa jenis tertentu biji yang sudah masak dibiarkan
jatuh dari pohonnya kemudian dikumpulkan.
b.
Seleksi Buah/biji
Biji
yang telah dipanen kemudian dipilih yang berisi, tidak kosong, sehat, dan tidak
diserang hama/penyakit. Cara pemisahannya dapat dilakukandengan perendaman
dalam air, dimana biji yang terapung dibuang. Seleksi yang lain dapat dibedakan
berdasarkan besar kecilnya biji maupun bentuknya. Sampai lendirnya benar-benar
hilang kemudian keringkan.
Untuk
biji yang berlendir di bersihkan atau dicuci terlebih dahulu kemudian biji
dapat dijemur dan dimasukkan ke dalam kantung plastik, sampai siap untuk
disemai.
c.
Penyiapan Media
Penyemaian
Sediakan
baki dan polibag untuk tempat penyemaian biji, ambil pupuk kandang dan tanah
dengan perbandingan 2 : 1. Campurkan pupuk kandang dan tanah sampai rata
kemudian isikan ke baki serta polibag.
d.
Penaburan biji
Setelah
media selesai disiapkan, selanjutnya biji yang telah dikeringkan ditaburkan ke
baki dan biji yang akan di tanam suda bisa ditanam.
Jenis
biji yang tidak memerlukan waktu simpan yang lama segera disemaikan dalam bak
tabur. Perlakuan pada tingkat persemaian yang perlu diperhatikan adalah
kecukupan air, media tanam yang subur,interisitas sinar matahani, dan
kelembaban udara.
e.
Penyapihan
Dalam
waktu tertentu biji yang tetah ditabur akan muncul tunas tanaman. Setelah
muncul daun muda yang sempurna segera pindahkan tanaman dan bak persemaian ke
dalam polybag yang berisi campuran media tanah dan pupuk kompos. Tempatkan ke
dalam areal persemaian yang memiliki intensitas cahaya matahari 50-75%, lakukan
penyiraman secukupnya dan berikan pupuk dasar agar menunjang pertumbuhan
tanaman.
f.
Pemeliharaan dan Perawatan sampai dengan siap
tanam
Tanaman
dipelihara antara lain dengan pemberian pupuk, pembersihan dari gulma,
penyemprotan dengan insektisida/fungisida ketika tanaman diserang hama/jamur
dan pemeliharaan lainnya. Lama pemeliharaan ditingkat semai bervaniasi
tergantung biji sayuran.
D. HASIL
PENGAMATAN PERBANYAKAN
GENERATIF
|
NO
|
NAMA KOMODITI
|
YANG DITANAM
|
YANG DITUMBUH
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Tomat
Cabe
Semangka
Durian
Alpokat
Bawang merah
Jeruk
|
50
50
10
8
3
10
20
|
42
36
10
8
2
10
0
|
DAYA
KECAMBAH BENIH
x 100%
ü
x 100%
=
84 %
ü
x 100%
= 72 %
ü
x 100%
=
100 %
ü
=
100%
ü
x 100%
=
66.67%
ü
= 100%
ü
= 0%
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:
Posting Komentar