LAPORAN KULIAH LAPANG
TEKNOLOGI
PRODUKSI TANAMAN PANGAN 1
(TPTP1)
TENTANG PADI (Oryza
sativa L.)
Oleh:
TRI NOVELA
15251421016
DOSEN PEMBIMBING :
Ir.Yulensri. M.Si
Nofrianil SP.M.Si
Fedri Ibnusina SP.MP

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PRODUKSI PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN
NEGERI PAYAKUMBUH
2016
BAB I PENDAHULUAN
.1
Latar Belakang
Padi merupakan bahan makanan pokok yang
paling digemari bangsa Asia pada umumnya termasuk Indonesia. Menu Indonesia
sebagian besar terdiri dari karbohidrat, hal ini dapat dilihat pada besarnya
porsi nasi setiap hari dihidangkan. Macam beras yang dikenal adalah beras
tumbuk, beras giling, dan beras merah. Beras adalah bahan makanan yang susunan
zat gizinya terdiri dari karbohidrat, phospor, dan thiamin atau vitamin B1. Zat
makanan lain meskipun kadarnya di dalam beras rendah tetapi karena dimakan
dalam jumlah banyak menjadi banyak pula
Di Indonesia
mayoritas makanan pokoknya adalah nasi. Pada dasarnya nasi berasal dari padi
yang diolah menjadi beras, dan kemudian dimasak maka jadilah nasi yang kita
konsumsi sehari-hari. Padi dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan waktu
panen seperti: padi tahunan, padi 3 bulan, padi 4 bulan.
Jenis
padi-padi tersebut adalah padi yang ditanam petani Indonesia tergantung pada
kondisi tanah. Padi tahunan biasanya ditanam diladang dan di sawah. Sedangkan
padi 3 bulan dan padi 4 bulan, ditanam di sawah. Anatara padi tahunan dan
padi unggulan (padi 3 bulan dan padi 4
bulan) ada perbedaannya yaitu dari ketahanan terhadap hama penyakit, dan tahan
lamanya dalam penyimpanan. Padi tahunan lebih tahan terhadap hama dan penyakit,
sedangkan padi unggul sangat rentan terhadap hama dan penyakit, begitu juga
dalam penyimpanan padi tahunan lebih tahan lama dibandingkan padi unggul, walau
pun padi unggul selalu cepat panen dibanding padi tahunan.
Dalam
pembudidayaan padi terlebih dahulu dilakukan penyemaian, penyemaian sebaiknya
dilakukan di tempat yang dekat dengan rumah, karena dalam pemeliharaannya akan
lebih gampang, yaitu penyiraman bisa dilakukan setiap hari, dapat dijaga dari
serangan hama dan penyakit, dan lain-lain.
.2
Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakan
praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana
cara menanam padi
2. Agar Mahasiswa mengetahui
berapa hasil malai pertanaman dengan menggunakan system tanaman yang digunakan masing-masing mahasiswa dalam praktikumnya.
3. Agar
mahasiswa mengetahui cara penanaman padi dari pemilihan bibit sampai panen
& pasca panen
4. Mempermudah penyeleksian bibit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Padi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Padi (bahasa
latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk
ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1500 SM.
Padi ( Oryza Sativa ) merupakan salah satu
tanaman budidaya terpenting dala peradaban. Padi diduga berasal dari dari India
atau indocina dan masuk ke Indonesia yang dibawa oleh nenek moyang yang migrasi
dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi menempati ketiga dari semua
serealia, setelah jagung dna gandum. Dan merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia. (Wikipedia)
Agar
hasil budidaya tanaman padi melimpah, hal-hal yang dapat kita lakukan beberapa
diantaranya adalah :
1.
Pengolahan tanah
unuk tanaman padi
2.
Memilih bibit
padi yang unggul dan berkualitas.
3.
Meyemai benih
padi dilahan.
4.
Memperhatikan
cara penanam padi yang benar.
5.
Melakuakn
penyiangan lahan.
6.
Memberiakn pupuk
pada tanaman padi.
7.
Memelihara
tanaman padi, agar terlindung dari hama dan penyakit.
(Anonim, 2012)
Produksi padi dunia menempati urutan
ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan
sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari
pengolahan padi dinamakan beras.
2.2 Ciri-Ciri Umum Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian
atau POACEAE (GRAMINAE atau GLUMIFLORAE). Terna semusim,berakar serabut,batang
sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang
saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna
hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang
pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan
bunga disebut FLORET yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada
panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah
dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup
oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur
dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis ENDUSPERMIUM.
Dari segi reproduksi,padi merupakan
tanaman berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel
telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang
telah dibuahi segera membelah diri.Zigot berkembang membentuk embrio dan inti
polar menjadi endosperm.Pada akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi
mengadung pati dibagian endosperm.Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai
sumber gizi. Keanekaragaman budidaya
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
a. Waktu
Waktu pelaksanaan praktek lapang ini adalah pada saat
jadwal kuliah lapang mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan.
b. Tempat
Tempat melakukan kegiatan praktik
lapang ini adalah di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payabumbuh
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat
yang digunakan dalm praktek lapang ini diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Gelas Ukur
·
Ember
·
Karung Goni
·
Meteran
·
Cangkul
·
Kored
·
Karung
·
Sabit ( Biasa,
Gerigi, Ani-ani)
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalm praktek lapang ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Benih padi (200
gr)
·
Telur
·
Garam
·
Air
·
Bibit Padi
·
Pupuk Kandang
·
Pupuk N, P, K
3.3 Metode Pelaksanaan
3.3.1
Seleksi benih
§
Tahap Penyeleksian Benih Padi
ü
Siapkan semua
alat dan bahan yang akan digunakan untuk tahapan kegiatan seleksi benih padi
ü
Isi ember dengan
air sampai 2/3 bagiannya.
ü
Tuang garam
dapur ± 1 bungkus menengah sambil diaduk sampai larut.
ü
Setelah garam
larut, masukan satu butir telur ayam kedalam larutan garam dan perhatikan
posisi telur. Apakah masih terbenam, melayang atau sudah mengambang/ mengapung
di permukaan air.
≠ Jika telur
masih terbenam/tenggelam, maka perlu dilakuan penambahan garam yang ditambahkan
sedikit demi sedikit sampai telur mengambang di permukaan air. Setelah telur
mengambang, maka penambahan garam dihentikan. Telur dikeluarkan dari larutan
garam dan benih segera dicuci.
≠ Jika telur
telah mengambang pada permukaan air, artinya garam tidak perlu ditambah lagi
dan siap digunakan untuk seleksi benih.
ü Tuangkan benih kedalam larutan garam yang telah
diuji tadi, dan dilakukan pengadukan secara merata.
ü Benih yang mengapung adalah benih hampa atau kurang
bernas, sedangkan benih yang tenggelam adalah benih yang bernas.
ü Angkat benih yang mengapung dengan bantuan saringan
dan taruh dalam sebuah wadah, angkat benih yang bernas ( tenggelam ) kemudian
cuci segera sampai bersih. Lalu masukkan kedalam karung goni, dan dilipat.
Diamkan selama 12-24 jam.
1.
Pengukuran lahan
Lahan yang kami gunakan berukuran m x m
2.
Pengolahan lahan
Lahan yang akan digunakan diolah hingga semua tampak
merata.
Waktu yang digunakan dalam pengolahan lahan ini
adalah sekitar ± menit.
3. Pelumpuran
3.3.2
Persemaian
Adapun kegiatan yang dilakukan selama
proses persemaian adalah :
a.
Persiapan lahan
Lahan untuk persemaian yang digunakan adalh 1m x 1
m. dengan jarak persemaian 10 cm dari tepi petakan lahan.
b.
Pemberian pupuk
Pada tahap ini, kita melakukan 2 perlakuan pemberi
pupuk, yaitu :
§ Pupuk kandang.
Setelah
lahan untuk persemaian diolah dan diratakan, maka selanjutnya kita memberikan pupuk
kandang. Pupuk kandang yang diberikan adalah sebanyak 1,5 kg. Dengan cara mencampurkan pupuk kandang dengan
lahan lumpur tempat yang akan kita gunakan untuk menyemai tersebut.
§ Pupuk buatan
Jenis
pupuk buatan yang diberikan diantaranya adalah :
Ø Pupuk KCL 10 gr
Ø Pupuk Sp 36 10 gr.
Ø Pupuk urea 10 gr.
Disini kita juga melakuakn penambahan
curater, yang tujuannya agar benih tersebut tidak dimakan oleh semut, atau
sejenis hewan lainnya.
c.
Penaburan benih
Penaburan benih padi dilaukan dengan penyebaran
benih secara merata. Benih tidak boleh menumpuk ditujukan agar tidak hanyut.
Dan tidak mudah diambil oleh binatang yang lewat. Setelah itu benih
ditepuk-tepuk, tidak didatarkan dengan tangan. Ini karena bisa membuat benih
terbenam terlal dalam dan embuat benih menumpuk.
d.
Perlakuan akhir.
Setela melakukan kegiatan diatas secara sistematis,
selanjutnya tutup benih dengan menggunakan karug yang telah disediakan.
3.3.3
Penanaman
Penanaman Padi Sawah
a.
Perlakuan dosis
pupuk bioorganic :
-
Dengan menggunakan
kotoran sapi padat
Untuk kelompok B1
menggunakan kotoran sapi padat sebanyak :
15 ton/Ha ( 37,5 kg / petak )
Pupuk kandang tersebut
disebar merata, dihaluskan. Tidak boleh merengkah setelah disebar, langsung
dilakukan penanaman.
b.
Penanaman padi sawah dilakukan ketikan umur benih yang sudah disebar
sebelumnya berumur 14 hari / 2 minggu.
c.
Jarak tanam
·
Jarak tanam yang
diaplikasikan adalah 25 cm x 25 cm.
·
Dengan jumlah
bibit/ rumpun adalah 5 bibit / rumpun.
·
Dengan kedalaman
pedalaman 2-3 cm,
d.
Cara Penanaman
·
|
Cara penanaman dengan metode L. Dengan tujuan agar akarnya lebih berkembang.
|
|
Penanaman
dilakukan dengan berjalan mundur kebelakang.
![]() |
3.3.4
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyulaman, pemupukan
dan pengaturan air. Penyulaman
biasanya dilakukan pada saat padi berumur 1 minggu setelah tanam. Hal ini
dilakukan bertujuan untuk menganti tanaman yang mati yang tidak tumbuh. Penyulaman
dapat dilakukan dengan menggunakan bibit sisa dari persemaian pada lahan
persemaian. Genangan air yang berlebihan pada awal pertumbuhan padi akan
menghambat pertumbuhan anakan. Ketinggian air untuk pertumbuhan awal sekitar
3-5cm.
Cara pelaksanaan pemeliharaan pada lahan padi sawah
adalah sebagai berikut:
- lakukan penyulaman pada lahan yang tidak tumbuh dengan baik, dengan mencabut sisa benih pada lahan persemaian.
- apabila tinggi air dipetakan sawah kurang dari 3cm maka buka saluran air irigasi agar air dapat masuk.
a. Penyiangan Pengamatan Vegetatif tanaman padi
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma yang ada
pada lahan sawah. Ada 2 cara pengendalian gulma yakni:
-
dengan
cara manual yakni menggunakan tangan, penyiangandilakukan dengan keadan air
macak-macak, dengan cara mencabut gulma dan dibenamkan dalam lumpur.
-
Cara
mekanis yakni pengendalian gulma dengan menggunakan alat. Penggunaan alat ini dilakukan untuk luasan sawah yang
luas.
b.
Cara
pelaksanaan penyiangan pada lahan padi sawah adalah sebagai berikut:
§
keluarkan
air yang tergenang dipermukaan sawah hingga air dalam keadaan macak-macak.
§
cabut
gulma yang terdapat dalam lahan dengan tangan dan benamkan dalam lumpur.
§
Panen,
Pascapanen dan Komponen Hasil
3.3.5
Panen & Pasca Panen
a.
Panen
Panen dilakukan apabila tanaman sudah memenuhi kriteria
panen. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas gabah maupun beras,
untuk kegiatan panen perlu diketahui fase-fase pematangan bulir atau
gabah,penentuan saat panen dan alat yang digunakan untuk memanen.
Untuk tujuan konsumsi panen sudah dapat dilakukan jika
tanaman sudah memasuki stadia masak penuh dengan kriteria:
-
buku
sebelah atas sudah berwarna kuning.
-
Batang,
malai sudah kuning kecoklatan.
-
Gabah
sukar dipecahkan.
b.
Pasca Panen
Pascapanen yang dilakukan antara lain adalah: perontokan
gabah, pengeringan atau penjemuran, pembersihan penimbangan berat basah dan
berat kering. perontokan,
merontokkan gabah dari malainya. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
memukul-mukulkan malai pada papan atau dapat juga dengan digilas dengan kaki,
dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan mesin perontok.
Cara panen padi sawah adalah
sebagai berikut:
- lakukan panen pada lahan yang tersedia dengan menggunakan sabit bergerigi atau sabit biasa, kemudian padi yang telah disabit diikat agar tidak menyebar dan rontok.
- lakukan perontokkan gabah dengan cara digilas menggunakan kaki atau dapat juga dengan menggunakan mesin perontok.
- timbang berat basah padi.
- keringkan gabah tersebut pada sinar matahari langsung agar kering, kemudian timbang berat kering yang dihasilkan.
BAB
IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.
Pengamatan
Generatif
Tabel
1. Tabel pengamatan pertumbuhan vegetative tanaman padi sawah (umur 49 hst)
|
Sampel
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Anakan
|
Jumlah Daun
|
|
B1 (15 Ton/Ha)
|
81,6 Cm
|
31
|
127
|
|
B2 (10 Ton/Ha)
|
50 Cm
|
44,6
|
110
|
|
B3 (5 Ton/Ha)
|
91 Cm
|
69,6
|
167,6
|
|
B4 (0)
|
99,4 Cm
|
29
|
83,8
|
Pada tabel 1 dapat kita
lihat tidak ada pengaruh pemberian pupuk bioorganik. Seharusnya kelompok B1
pertumbuhannya vegetatifnya lebih besar dari kelompok lain. Tapi pada
kenyataannya pertumbuhan vegetative kelompok B1 terbanyak kedua setelah
kelompok B4, padahal tanaman padi kelompok B4 tidak diberikan pupuk bioorganic.
Hal tersebut terjadi karena kondisi sawah yang ditanami padi tersebut adalah jenis
rawa yang airnya selalu tergenang sehingga sedikit atau bisa jadi tidak ada
oksigen yang masuk kedalam tanah sehingga berpengaruh terhadap pemberian pupuk
bioorganik yang diberikan. Hal itulah yang menyebabkan pemberian pupuk
bioorganic tidak berpengaruh terhadap tanaman padi yang kami budidayakan.
Tabel 2. pertumbuhan vegetatif
tanaman mulai dari umur 14 hst sampai umur 49 hst dengan perlakuan pupuk
bioorganic 15 ton/ha.
|
Umur
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah anakan
|
Jumlah daun
|
|
14 hari setelah
tanam
|
39
|
20
|
74
|
|
21 hari setelah
tanam
|
55
|
24
|
82
|
|
28 hari setelah
tanam
|
63
|
26
|
104
|
|
35 hari setelah
tanam
|
79
|
30
|
123
|
|
49 hari setelah
tanam
|
81,6
|
31
|
127
|
Untuk Lebih
jelasnya dapat dilihat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik1. Pertumbuhan Vegetatif saat
umur 49 hst dengan dosis bioornganik berbeda.

Grafik 2. pertmbuhan vegetatif
tanaman mulai dari umur 14 hst sampai umur 49 hst dengan perlakuan pupuk
bioorganic 15 ton/ha. 

Tabel 3. Komponen Hasil Produksi
|
Parameter
|
Jumlah Malai/Rumpun
|
Jumlah Bulir/Malai
|
Jumlah Gabah Bernas
|
% Gabah Bernas
|
|
Sampel 1
|
14
|
125
|
100
|
80 %
|
|
Sampe 2
|
19
|
89
|
70
|
78,65 %
|
|
Sampel 3
|
22
|
92
|
72
|
78,3 %
|
|
Sampel 4
|
26
|
90
|
75
|
83,33 %
|
|
Rata-rata
|
20,25
|
99
|
79,25
|
80,07 %
|
Hitungan
:
Berat 1.000 biji adalah 24,5 gr
Produksi
lahan = 
Produksi
lahan = 160.000 x 1.604,8 x 0,0245 gr
Produksi
lahan = 6.290.816 gram atau 6,290 ton/ha
Tabel 4. Analisa Kebutuhan
Bahan Untuk Penanaman Padi Sawah
|
No
|
Bahan
|
Kebutuhan
|
Harga
|
Jumlah
|
|
1.
|
Benih Padi
|
0,1 kg
|
Rp. 5.000
|
Rp 500
|
|
2.
|
Pupuk Urea (300kg/ha)
|
1,08 kg
|
Rp. 3.000
|
Rp 3.240
|
|
3.
|
Pupuk SP 36 (150kg/ha)
|
0,54 kg
|
Rp. 3.000
|
Rp 1.620
|
|
4.
|
Pupuk KCL (100kg/ha)
|
0,36 kg
|
Rp 7.000
|
Rp 2.520
|
|
5.
|
Curater
|
0,2 kg
|
Rp 3.000
|
Rp 600
|
|
6.
|
Pupuk bioorganik
|
37,5 kg
|
Rp.500
|
Rp. 18.750
|
|
Total Biaya Bahan
|
Rp
27.230
|
|||
Tabel
5. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Penanaman Padi Sawah
|
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
HKP
|
Harga Satuan
|
Jumlah
|
|
1.
|
Persemaian
|
10 menit
|
0,08
|
Rp. 60.000
|
Rp. 4.800
|
|
2.
|
Pengolahan lahan
|
50 menit
|
0,45
|
Rp.
60.000
|
Rp. 27.000
|
|
3.
|
Penanaman
|
40 menit
|
0,36
|
Rp.
60.000
|
Rp. 21.600
|
|
4.
|
Penyulaman dan
Penyiangan I
|
35 menit
|
0,31
|
Rp.
60.000
|
Rp. 18.600
|
|
5.
|
Penyiangan II
|
25 menit
|
0,22
|
Rp.
60.000
|
Rp. 13.200
|
|
6.
|
Panen
|
5 menit
|
0,041
|
Rp.
60.000
|
Rp. 2.500
|
|
Total
Biaya Tenaga kerja
|
Rp. 87.700
|
||||
4.2
Pembahasan
Dari
praktikum yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa dari hasil yang didapatkan,
pada pertumbuhan vegetative tidak terdapat perbedaan yang nyata pada setiap
perlakuan, karena sawah yang digunakan untuk praktikum ini adalah sawah rawa.
Dimana sawah tersebut menyimpan banyak air, walaupun pada saat kemarau,
sehingga pupuk yang di berikan dengan berbagai dosis tidak Nampak dengan nyata
pengaruhnya.
Untuk pertumbuhan vegetative yang
paling cepat adalah pada umur padi berumur 35 hari setelah tanam.
Pada grafik diatas dapat
dilihat hanya terdapat sedikit perbedaan dari semua jenis perlakuan. Yang
dimana Analisa Kebutuhan Bahan Untuk Penanaman Padi Sawah diperlukan biaya sekitar Rp 27.230. Sedangkan biaya Analisa Tenaga Kerja Untuk Penanaman Padi diperlukan sekitar Rp. 87.700.
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Padi (oryza
sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di
Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat
ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan
menanam padi di sawah.
Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk
indonesia, padi memiliki banyak manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya,
bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua bagian padi dapat memberikan
manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan.
Untuk
mendapatkan hasil produksi tanaman padi sawah yang baik sebaiknya petani
mengetahui bagaimana cara teknik budidaya tanaman padi sawah yang baik dan
benar. Hal ini mencangkup bagai mana proses mendapatkan benih padi, peholahan
lahan, penanaman dan pemeliharaan baik penyulaman maupun pemupukan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fedygeneral.blogspot.co.id/2013/12/tanaman-pangan-utama-menanam-padi.html.
Diakses pada 29
Desember 2016
http://meldyamijaya.blogspot.co.id/2012/06/laporan-padi-oryza-sativa.html.
Diakses pada 29
Desember 2016
http://muhammadsyafriadi6.blogspot.co.id/2014/10/makalah-padi-oryza-sativa.html.
Diakses pada 29
Desember 2016







Tidak ada komentar:
Posting Komentar